Atap pendopo parasamya kompleks Kantor Dinas Bupati Kabupaten Bantul ambrol
Ribuan kelelewar terbang keluar dari sisi atap. Pemandangan yang
mengejutkan seluruh pegawai yang sedang berada di Kompleks Kantor Bupati
Kabupaten Bantul. Rabu, 14 Agustus 2019, sekitar pukul 11.30 WIB. Pendopo
parasamya terlihat berantakan karena atap sebelah sisi utara runtuh. Dalam kejadian ambrolnya atap tersebut tidak
terdapat korban jiwa karena sedang tidak ada aktivitas di Pendopo parasamnya.
Sekitar pukul 11.30 WIB penampakan atap pendopo turun ke bawah
bersamaan dengan usuk, reng, dan genting jatuh bertebaran di sisi sebelah utara
pendopo parasamya. Setelah kejadian ambrol tersebut, terlihat lubang menganga
di sisi sebelah utara karena kerangka kayu atap roboh. Kelelawar berhamburan
keluar dari sarangnya.
Ribuan kelelawar yang berterbangan keluar dari atap telah puluhan
tahun hidup di kolong atap pendopo parasamnya. Bau menyengat dari kencing dan
kotoran kelelawar langsung menyebar di area pendopo parasamnya, apalagi ketika
ada hembusan angin yang cukup kencang.
Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul telah memasang garis pengaman
di sekitar pendopo parasamya. Pemasangan bertujuan untuk menjaga keselamatan
dan memberi himbauan agar jangan mendekati Pendopo Parasamya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP)
Kabupaten Bantul, Bapak Bobot Ariffi'adin, mengatakan bahwa robohnya atap sisi
sebalah utara pendopo parasamnya Kompleks Kantor Bupati Kabupaten Bantul diduga
karena usia pendopo parasamya yang sudah cukup tua, sehingga kerangka atap kayu
pendopo parasamya rapuh.
"Usia pendopo yang hampir mencapai 25 tahun dan di dalam atap
pendopo tersebut digunakan untuk besaran kelelawar yang jumlahnya mencapai
ribuan," ungkapnya.
Usia pendopo yang sudah tua dan banyaknya kelelawar yang bersarang
di kolong atap pendopo diduga menjadi pemicu ambrolnya pendopo parasamya.
Kelelawar-kelelawar tersebut ketika bersarang pasti posisinya menggantung di di
kayu-kayu atau genting atap pendopo parasamnya tersebut.
Kelelawar-kelelawar yang menggantung di kolong atap membuat beban menjadi
semakin berat. Hal itu diperburuk lagi dengan adanya air kencing kelelawar yang
membuat semakin rapuh kerangka atap, kayu, usuk dan reng. Atap yang tidak kuat
menahan beban ribuan kelelawar yang bersarang akhirnya ambrol.
"Ini karena faktor usia juga karena ribuan kelelawar yang ada
di dalamnya,"paparnya.
Menyusul kejadian tersebut maka DPUPKP Kabupaten Bantul akan mengecek
semua kerangka atap pendopo. Hal itu dilakukan untuk mengetahui tingkat
kerusakan yang terjadi pada gedung pertemuan utama Pemerintah Kabupaten Bantul.
Sampai saat ini pihak DPUPKP Kabupaten Bantul belum mengetahui kondisi atap
baik di sisi selatan barat ataupun timur.
Pihak DPUPKP Kabupaten Bantul akan mengevaluasi tindakan yang
diperlukan. Apakah hanya sekedar memperbaiki atap yang runtuh atau melakukan perbaikan
secara total. Hal itu berkaitan dengan biaya perbaikan yang harus dikeluarkan
untuk melakukan memperbaiki pendopo parasamya.
Sementara itu Bupati Bantul, Bapak Suharsono, meminta kepada DPUPKP
Kabupaten Bantul agar pendopo parasamya dicek secara keseluruhan. Jika memang
diperlukan untuk penggantian semua atap maka ia meminta kepada DPUPKP Kabupaten
Bantu untuk segera mengganti atap pendopo tersebut.
"Kalau ada dana taktis yang bisa digunakan silakan dipakai.
Jika harus diganti maka bahan kayu yang digunakan juga harus bagus benar-benar
berkualitas,"timpalnya.